Senin, 02 Januari 2012

SERAGAM KHUSUS ANTI-AIDS PARA SUPIR

Pembahasan yang sangat menarik mengenai HIV/ AIDS, permasalahan kesehatan yang termasuk masalah serius yang sampai saat ini belum ditemukan bagaimana cara menyembuhkannya. HIV/ AIDS? Pasti semua kalangan mengenalnya, penyakit ini sudah sangat cepat menyebar di seluruh kalangan orang, khususnya di Indonesia. Dari data yang diperoleh baru-baru ini, sekitar 72,04% penyakit ini menular melalui heterosex. Wow! Angka yang menakutkan sekali. Sebelum menginjak bagaimana upaya yang sebaiknya kita lakukan sebagai manusia yang berperikemanusiaan menghadapi realita yang demikian, penting juga untuk kita melihat pengertian HIV/ AIDS itu.
HIV (Human Immunodeficiency Virus), sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. AIDS bisa menular melalui penggunaan jarum suntik, ibu penderita AIDS kepada anak di dalam kandungannya, dan penyebab lainnya. Nah, yang berbahaya adalah mengenai penyebab lain yang belum diketahui tersebut. Mengapa saya menyebutnya demikian? Alasannya terletak pada fakta yang ada. Sekitar 2,02% penderita AIDS belum diketahui penyebabnya.
Saat ini saya tidak akan membahas permasalahan penyebab AIDS tertular, melainkan gerakan-gerakan apa yang sekiranya bisa sedikit mengurangi angka penderita AIDS ini. Hal yang menarik adalah maraknya pemerkosaan di dalam angkutan umum di kota-kota besar, seperti Jakarta atau Bandung. Apakah permasalahan ini terlalu sepele? Tidak sama sekali, justru ini yang manarik perhatian saya sebagai sosok mahasiswi sekaligus masyarakat. Seenaknya sendiri melakukan pemerkosaan kepada masyarakat yang bisa dibilang tidak tahu menahu soal perencanaan kotor yang dilakukan oleh orang yang tidak beradab tersebut. Orang yang memerkosa adalah orang yang tidak beradab, mereka mementingkan kepentingan pribadi atau ingin memuaskan keinginan batin saja. Mirisnya adalah mereka melakukannya dengan cara bekerja sama dengan orang lain seperti dengan supir angkutan.
Kawan, angkutan umum masih dianggap sebagai kendaraan yang penting untuk beberapa orang. Tetapi bila keadaannya demikian, apakah tidak ada ketakutan terpendam dalam masing-masing pribadi pengguna angkutan umum? Jawabannya pastilah ada, di samping AIDS dapat menular lewat hubungan seks. Kita tidak pernah tahu bukan? Apa yang mereka lakukan saat pemerkosaan itu dilakukan, yang penting mereka melakukan perbuatan yang sangat buruk. Bisa saja HIV dapat menjalar di tubuh mereka setelah dilakukannya pemerkosaan tersebut.
So, apa yang sekiranya bisa dilakukan? Bagaimana jika pemerintah melakukan sesuatu yang berbeda? Terutama untuk yang menangani permasalahan dalam kasus pemerkosaan di angkutan ini. Mencoba untuk terjun langsung ke lapangan khususnya para supir angkutan adalah solusi yang tidak buruk. Gerakan ini memang terlihat biasa saja, tetapi efeknya akan sedikit mempengaruhi situasi. Gerakan yang dimaksud adalah pembekalan materi mengenai AIDS kepada para supir angkutan beserta jajarannya. That’s it? Sepertinya belum cukup. Bagaimana jika mereka diberikan kesempatan untuk berpartisipasi di dalam gerakan sosial anti-AIDS?
Toh saat ini mereka yang duduk dalam kursi tertinggi yang mempunyai peran penting di berbagai gerakan sosial seperti LSM-LSM adalah orang yang intelek. Mengapa pemerintah tidak mencoba memberikan para supir kesempatan juga untuk berpartisipasi dalam gerakan sosial seperti ini? Setelah adanya pemberian materi, mungkin pemerintah bisa memberikan seragam khusus anti-AIDS yang harus mereka gunakan beberapa hari sekali dalam seminggu. Ada lambang pita merah di atas saku baju, yang menandakan mereka adalah agen penting dalam gerakan sosial ini. Warna yang dipilih untuk baju juga diusahakan yang cepat dikenal seperti merah atau hijau tua. Sehingga, mereka memiliki peran ganda, sebagai supir juga sebagai agen penting penyampai pesan positif. Sepertinya mereka tidak keberatan dengan ide seperti ini, asalkan pemerintah juga tanggap dalam menanganinya. Karena mereka seolah-olah diberi pengakuan yang layak oleh pemerintah selain sebagai supir angkutan.
Kemudian saat mereka mulai bekerja, mereka akan memberikan buletin atau poster yang berisi point-point penting mengenai AIDS. Secara tidak langsung, gerakan sosial seperti ini mempengaruhi orang lain untuk berhati-hati juga dalam bertindak, supir angkutan saja bisa melakukan sebuah perubahan apalagi orang-orang yang lebih paham? Selain itu, masyarakat tidak perlu resah lagi saat akan menggunakan kendaraan umum. Mencoba berpikir ke depan dengan gerakan yang kecil tetapi konsisten akan lebih mudah dipahami orang lain daripada kita hanya diam mendengarkan teori yang sama sekali tidak dipraktekan dalam kehidupan kita. So, apa lagi yang harus ditunggu?, Positive people do positive thing.